Larutan, Koloid Dan Suspensi
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Jean
Veronika A. B.
Kelas: XI
ipa 5
SMA NEGERI 1 MAKALE
2012/2013
KATA PENGANTAR:
Puji dan
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
perlindunganNya kami dapat menyelesaikan laporan ini tentang hasil praktikum
kami di laboratorium kimia SMA Negeri 1 Makale tentang larutan, koloid dan suspensi. Tak lupa
juga kami berterimakasih kepada bapak guru yang telah memberi arahan kepada
kami dalam menyelesaikan praktikum dan penyelesaian laporan ini.
Akhir kata, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan juga bagi saya sendiri. Jika ada kesalahan kami dalam
mengerjakan atau dalam pengetikan mohon kritik dan saran Anda untuk kemajuan dalam
pembuatan laporan selanjutnya.
Selamat membaca.
Makale, 22 Mei 2013
Penulis
Daftar isi
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
D. Manfaat
Penulisan
BAB II LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian Koloid. Larutan dan Suspensi
B.
Sifat-Sifat Koloid
C.
Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi
D. Jenis-jenis
Koloid
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
B. Waktu
dan Tempat
C. Metode
Kerja
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hampir
semua mata pelajaran di dunia ini memiliki unsur praktikum. Jika hanya teori
itu seperti orang lumpuh yang dapat melihat. Tapi, jika hanya praktikum tanpa teori,
hal tersebut bagai orang yang dapat berjalan namun buta. Jadi, keseimbangan antara teori dan praktek sangat
diharapkan dan proses belajar-mengajar. Agar siswa dapat lebih memahami teori
tersebut praktek diperlukan.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai koloid baik dalam bentuk
produk-produk maupun dalam keadaan terlihat yang biasa dijumpai. Seperti produk
sabun, dan produk aerosol atau yang sering kali kita lihat seperi udara yang
berdebu, kabut, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta perlakuan melalui praktek
kimia membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan di bahas mengenai campuran
yang secara khusus yakni campuran koloid. Sistem koloid adalah suatu bentuk
campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi ( larutan kasar).
Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dengan sifat larutan
dan suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik
padat, cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan koloid.
Melalui penjelasan di atas
menyampaikan bahwa betapa pentingnya memepelajari koloid, baik dalam
sifat-sifat koloid serta mengetahui cara pembuatan-pembuatan koloid. Oleh
karena itu sangat penting dilakukannya praktikum mengenai sistem koloid ini
mengingat begitu banyak kegunaannya serta begitu erat dengan hidup dan
kehidupan sehari-hari dan amat berguna terutama dalam pengaplikasilainnya.
Dalam mempelajari dan melakukan percobaan
ini, diharapkan praktikan dapat memahami arti penting dari kegunaan
koloid yang amat sering dijumpai terutama dalam bentuk produk-produk industri
yang telah ada.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis
menarik rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana ciri-ciri koloid?
2. Apa saja yang termasuk dalam
koloid, larutan dan suspensi?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan
tersebut bukan hanya untuk memenuhi tugas kimia tetapi juga agar pembaca dapat mengetahui apa saja ciri-ciri
koloid. Selain itu
agar pembaca
tahu apa saja yang
termasuk dalam koloid, larutan dan suspensi.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini yaitu sebagai
berikut:
a. Bagi
murid
Dapat menjadi pedoman dalam melakukan pratikum
selanjudnya.
Menjadi sumber referensi di perpustakaan.
b. Bagi
guru
Menjadi pedoman untuk membimbing siswa dalam melakukan
pratikum selanjudnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
koloid, larutan, suspensi
Sistem koloid (selanjutnya disingkat
"koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua
atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi
yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen
berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya
lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya.
Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh
campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu,
agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat
dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia
koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.Koloid
adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/
pemecah). Dimana di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem
pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan
homogen menjadi heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat
sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan.
Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak
sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak, kemudian pasir dan
semen.
Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta,
yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain
tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray,
jelly, dll.
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut
dan pelarut. Zat terlarut dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut,
sedangkan zat pelarut disebut dengan fasa pendispersi atau solvent. Contohnya
larutan gula atau larutan garam.
Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri
dari partikel – partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair
atau gas. Misalnya, tepung beras dilarutkan dalam air dan dikocok dengan kuat;
Apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut akan
mengendap ke bawah.
B.
SIFAT – SIFAT KOLOID
1.
Efek Tyndal
- Peristiwa penghamburan
cahaya oleh partikel koloid
- Penyebabnya : ukuran yang
dimiliki oleh partikel koloid
Gambar 1. Perbedaan
(a)larutan, (b)koloid dan (c)suspensi dengan menggunakan efek tyndal
2.
Gerak Brown
- Gerak lurus tak beraturan
(zig-zag) dari partikel koloid dalam medium pendispersi
- Terjadi akibat tabrakan
antara partikel koloid dengan mendium pendispersinya
- Gerak semakin cepat jika
ukuran partikel koloid semakin kecil
- Gerak Brown menyebabkan
system koloid bersifat stabil
3.
Elektroforesis
- adalah pergerakan koloid di
bawah pengaruh medan listrik.
- partikel koloid data
bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan
- Manfaat Elektroforesis
a. Untuk
menentukan muatan partikel koloid
b. Untuk
memproduksi barang barang industri yang terbuat dari karet
c. Untuk mengurangi zat
pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik dengan alat yang disebut Cottrel
4.
Adsorpsi
- Adalah proses penyerapan
suatu zat di permukaan zat lain.
- Zat yang diserap disebut
fase terserap dan zat yang menyerap disebut adsorpen.
- disebabkan karena gaya tarik
molekul-molekul pada permukaan adsorpen.
- Pemanfaatan adsorpsi dalam
kehidupan sehari-hari antara lain :
a. Proses
pemutihan gula pasir
b.
Penyembuhan sakit perut dengan serbuk karbon atau norit
c.
Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawa (Al2(SO4)3)
d.
Penggunaan arang aktif
- Penggunaan arang halus pada
masker, berfungsi untuk menyerap gas yang beracun
- Filter pada rokok, yang
berfungsi untuk mengikat asap nikotin dan tar
5.
Koagulasi
- peristiwa pengendapan atau
penggumpalan partikel koloid
- terjadi karena kerusakan
stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel
koloid yang berbeda muatan.
- terjadi dalam 3 cara
a. Mekanik,
yakni dengan pengadukan, pemanasan dan pendinginan
b.
Penambahan elektrolit
c.
Pencampuran koloid yang berbeda muatan
Tahu, pembuatan lateks, proses
penjernihan air, pembentukan delta di muara sungai
Pengolahan asap atau debu.
6.
Koloid Pelindung
- system koloid yang
ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh koloid yang stabil
- contoh : gelatin yang
digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan kristal es yang
keras dan kasar
7.
Dialisis
- proses penghilangan ion-ion
penggangu kestabilan koloid dengan menggunakan selaput Semipermeabel.
- Selaput semipermeabel adalah
selaput yang hanya dapat dilewati oleh ion dan air,tetapi tidak dapat dilewati
oleh partikel koloid.
- Aplikasi dalam kehidupan :
Dalam proses cuci darah penderita gagal ginjal, proses dialisis
Berfungsi untuk menghilangkan
urea dari darah.
8.
Koloid Liofil dan Liofob
- Koloid Liofil : koloid yang
partikelnya menarik (suka) medium pendispersinya.
Contoh : agar-agar, lem,
kanji, gelatin
- Koloid Liofob ; koloid yang
tidak menarik (tidak suka) medium pendispersinya.
Contoh : koloid logam
C.
PERBEDAAN LARUTAN, KOLOID DAN
SUSPENSI
Ciri-ciri
larutan:
1. 1 fase
2.
jernih
3.
homogen
4.
diameter
partikel: <1 nm
5.
tidak
dapat disaring
6. tidak memisah jika didiamkan
Ciri-ciri
Koloid:
1. 2 fase
2.
keruh
3.
antara
homogen dengan heterogen
4.
diameter
partikel: 1 nm<d<100 nm
5.
tidak
dapat disaring dengan penyaring biasa, melainkan dengan penyaring ultra
6. tidak memisahkan jika didiamkan
Ciri-ciri
Suspensi:
1. 2 fase
2.
keruh
3.
heterogen
4.
diameter
partikel: >100 nm
5.
dapat
disaring dengan kertas saring biasa
6. memisah jika didiamkan
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi
koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua
yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi
berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi,
tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom,
molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas
partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan
atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang
mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar
(disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini
66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.
D. Jenis –
jenis koloid
Koloid merupakan suatu sistem campuran “metastabil”
(seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda
dengan larutan; larutan bersifat stabil. Di dalam larutan koloid secara umum,
ada 2 zat sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang
terlarut di dalam larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat
pelarut di dalam larutan koloid
Tingkat wujud (fase) benda terdiri dari, cair dan gas.
Tiap tingkat wujud tersebut dapat menjadi tersebut dapat menjadi medium
pendispersi ataupun fase terdisfersi, berdasarkan hal tersebut, sistem koloid
dapat di bagi menjadi beberapa jenis, seperti yang tercantum dalam tabel di
bawah ini:
Fase
Terdispersi
|
Medium
Pendispersi
|
Nama
Koloid
|
contoh
|
Gas
|
Cair
|
Busa/ buih
|
Busa air
laut, Busa sabun
|
Gas
|
Padat
|
Busa padat
|
Karet
busa,batu apung
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol cair
|
Kabut,awan,embun
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Susu,mayones,
santan
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi padat
|
Mutiara,mentega,keju
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Debu, asap
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Cat kanji
|
Padat
|
Padat
|
Sol padat
|
Kaca, paduan
logam
|
Dari tabel di atas, yang perlu diingat adalah sebagai berikut:
a. Aerosol : sistem koloid dari partikel padat atau cair
yang terdispersi dalam gas, jika yang trerdispersi berupa zat cair di sebut
aerosol cair.
Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol
seprti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, farpume, cat semprot,
dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol di perlukan suatu bahan pendorOng
(propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa
klorofluorokargon (CFC) dan karbondioksida.
b. Sol : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa
zat padat dan medium pendispersinya berupa zat padat, disebut sol padat.
c. Emulsi : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa
zat padat dan medium pendispersinya berupa berupa zat cair. Bila medium pendispersinya
berupa zat padat dikenal dengan emulsi zat padat.
d. Busa : sisitem koloid yang fase terdispersinya berupa
gas dan medium pendispersinya berupa cair, bila medium pendispersinya
berupa zat padat disebut busa padat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian eksperimen laboratorium.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini kami lakukan di Laboratorium kimia SMAN 1 Makale, di Kelurahan Kasimpo, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian kami lakukan pada hari selasa, 14 Mei 2013 pukul 7.30 sampai selesai.
Penelitian ini kami lakukan di Laboratorium kimia SMAN 1 Makale, di Kelurahan Kasimpo, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian kami lakukan pada hari selasa, 14 Mei 2013 pukul 7.30 sampai selesai.
C. Metode Kerja
a. Alat dan
Bahan
No.
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Sendok spatula
|
Urea
|
2
|
Gelas
kimia
|
Deterjen
|
3
|
Pipet tetes
|
Garam
|
4
|
Tabung reaksi
|
Tepung
|
5
|
Senter atau sumber cahaya lain
|
Agar-agar
|
6
|
Penumbuk atau penghalus
|
Belerang
|
b. Cara Kerja
Ada pun cara penelitian kami adalah sebagai berikut:
Ada pun cara penelitian kami adalah sebagai berikut:
1. Isilah
6 gelas kimia masing-masing dengan 50 mL aquades.
2. Tambahkan
satu sendok spatula kecil dari bahan-bahan tersebut ke dalam masing-masing
tabung, kecuali belerang perlu dihaluskan dengan diberi garam kemudian
ditumbuk. Beri label untuk masing-masing tabung.
3. Aduklah
setiap campuran (batang pengaduk harus dibilas dan dikeringkan terlebih dahulu
sebelum digunakan untuk mengaduk isi gelas yang berbeda). Perhatikan dan catat
apakah zat yang dilarutkan larut atau tidak larut.
4. Diamkan
campuran-campuran itu. Perhatikan dan catat apakah campuran stabil atau tidak
stabil, bening atau keruh.
5. Ambillah
filtrat dari setiap campuran-campuran tersebut dengan menggunakan pipet tetes.
6. Masukkan
setiap filtrate ke dalam tabung reaksi dan uji efek tyndall setiap filtrate
dengan menyinarinya dengan cahaya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Ada pun hasil
penelitian kami yaitu sebagai berikut:
Tabel 1 hasil penelitain terhadap campuran-campuran
bahan-bahan tesebut (bukan filtrate).
Jenis Campuran
|
Larut / tidak
|
Stabil / Tidak (dilihat dari
keadaan ampas)
|
Bening / Keruh
|
Urea
|
Larut
|
Stabil
|
Bening
|
Deterjen
|
Tidak
|
Tenggelam
|
Keruh
|
Garam
|
Larut
|
Stabil
|
Bening
|
Tepung
|
Tidak
|
Tenggelam
|
Keruh
|
Agar-agar
|
Larut
|
Tenggelam
|
Keruh
|
Belerang
|
Tidak
|
Mengapung
|
Keruh
|
Tabel 2 hasil penelitian terhadap filtrate
campuran-campuran tersebut.
Jenis Filtrat
|
Efek Tyndall
|
Endapan
|
Keruh / Tidak
|
Urea
|
Ada
|
-
|
Bening
|
Deterjen
|
Ada
|
-
|
Keruh
|
Garam
|
Ada
|
-
|
Bening
|
Tepung
|
Ada
|
-
|
Keruh
|
Agar-agar
|
Ada
|
-
|
Bening
|
Belerang
|
Ada
|
-
|
Bening
|
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil
penelitian di bab sebelumnya dapat kami simpulkan bahwa:
Jenis Campuran
|
Larutan
|
Koloid
|
Suspensi
|
Urea
|
ya
|
|
|
Deterjen
|
|
Ya
|
|
Garam
|
ya
|
|
|
Tepung
|
|
Ya
|
|
Agar-agar
|
|
Ya
|
|
Belerang
|
|
|
ya
|
Dari tabel di
atas dapat kita tarik kesimpulkan bahwa:
a. Yang
termasuk Larutan yaitu Larutan Urea dan Larutan Garam.
b. Yang
termasuk Koloid yaitu campuran detergen, tepung dan agar-agar.
c. Yang
termasuk Suspensi yaitu Belerang.
Selain itu, ciri-ciri dari koloid sesuai dengan
pratikum yaitu:
1.
Larutan tidak stabil
(terbentuk endapan).
2.
Ada efek tindal.
3.
Larutan keruh.
4.
Tidak ada endapan setelah
penyaringan.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar