Kamis, 29 November 2012

resensi novel: charlie si jenius dungu


RESENSI NOVEL

 Nama: Jean Veronika Allo Bunga’
Kelas: Xi Ipa 5
 



Judul               : Charlie Si Jenius Dungu
Penulis             : Daniel Keyes
Penerbit          : UFUK
Tahun terbit   : Maret 2009 (cetakan ke 4 tahun 2010)
Penerjemah     : Isma B. Koesalamwardi
Tebal buku      : 457 halaman

Novel ini diterjemahkan dari Flowers for Algernon yang bercerita tentang perjalanan hidup seorang pria bernama Charlie yang terlahir dengan IQ 68 . IQ yang dibawah 100 membuat ia tidak dapat mengerti tentang sesuatu hal yang dilakukannya atau segala hal yang berada dilingkungan sekitarnya. Tingkah lakunya cenderung bersikap seperti anak – anak yang belum mengerti apa – apa walaupun usianya sudah 32 tahun. Ia mendapat perlakuan tidak adil dari orang tuanya yang merasa malu karena mempunyai anak seperti Charlie selain itu Ia juga harus selalu menjadi bahan olokan orang – orang atas kebodohannya.

Mendapati kenyataan Charlie bukanlah anak yang "sempurna", itu menjadi sebuah aib di kehidupannya keluarganya. Karena, takut anak keduanya tertular "penyakit" yang sama dengan Charlie maka, Charlie dibuang untuk selama - lamanya. Ia di asuh oleh seorang yang mempunyai toko roti bernama Paman Doner dan memperkerjakannya disana sebagai seorang penyapu lantai. Kenangan - kenangan terakhir bersama ibunya selalu membuat Charlie berusaha sangat keras untuk menjadi anak yang pandai seperti harapan ibunya. Namun penderitaan yang di alami Charlie tidak semata – mata membuat ia putus asa, hingga akhirnya ia berusaha bagaimana caranya agar menjadi pandai seperti layaknya orang – orang normal lainnya. "Aku ingin menjadi pandai Miss Kinnian, aku ingin Ibu bangga padaku" aku Charlie kepada guru sekolah keterbelakangan mental untuk orang dewasa di Universitas Beekman            .
Hingga pada suatu hari, seorang dokter dan proffesor yang pernah melakukan percobaan mengoperasi seekor tikus hingga menjadi tikus yang jenius menawarkan Charlie untuk melakukan operasi serupa hingga Ia bisa menjadi jenius seperti tikus yang diberi nama Algernoon. Tidak perlu ditebak lagi, seluruh keluarganya setuju dengan ide tersebut. Akhirnya operasi pun berjalan lancar dan dengan keseriusan dan kerja kerasnya mempelajari segala hal, Charlie pun berubah dari Charlie si dungu menjadi Charli si jenius. Namun kejeniusan yang dimilikinya tidak kelak membuat Ia disukai oleh banyak orang seperti yang Ia harapkan selama ini yaitu diperlakukan layaknya manusia normal dan disenangi oleh banyak orang. Ia kehilangan pekerjaannya di toko roti dan teman-temannya. Hingga akhirnya kejeniusan yang dimilikinya perlahan menghilang dan Charlie pun kembali menjadi Charlie yang dahulu sebelum dioperasi yaitu Charlie si pria dungu yang baik dan polos. Dengan kembalinya Charlie seperti yang dulu, ia pun sadar jika lebih baik menjadi Charlie apa adanya dimana hidupnya terasa tenang serta dapat kembali bekerja dan berkumpul dengan teman – temanya.

Daniel Keyes adalah seorang pengarang novel berkebangsaan Amerika yang sangat terkenal. Ia lahir di New York dan bergabung dengan Angkatan Laut Amerika di usia 17 tahun. Setelah meninggalkan Angkatan Laut, ia meneruskan studinya di City College of New York (CUNY) di mana dia menerima S1 di bidang psikologi. Ia kemudian bekerja sebagai editor bagian fiksi, namun tak lama kemudian ia meninggalkan bidang ini dan beralih ke fotografi fashion. Ia kemudian mendapatkan sertifikasi untuk mengajar bahasa Inggris di sekolah-sekolah di New York. Sambil mengajar, ia meneruskan sekolahnya di CUNY untuk mendapatkan S2 dalam bahasa Inggris dan Sastra America. Setelah lulus S2, ia mengajar di Wayne State University di bidang menulis kreatif. Ia bergabung kemudian bergabung di Ohio University dan mendapatkan status sebagai Professor Emeritus. Buku karya Daniel Keyes seorang penulis Bestseller The Minds of Billy Miligan ini terjual lebih dari 5 juta kopi dan meraih HUGO AWARD dan NEBULA AWARD.

Novel ini ditulis dalam bentuk catatan harian atau laporan kemajuan Charli. Buku ini diawal – awal cerita terdapat banyak kata – kata dengan penulisan yang salah, ini merupakan tulisan dari Charlie yang awalnya tidak mampu menuliskan kata – kata dengan benar sehingga kita butuh ketelitian untuk mengerti saat membacanya. Dalam novel ini memberikan motivasi yang baik bagi orang – orang diluar sana yang mengalami nasib serupa seperti Charlie yang dapat menjadi pandai berkat usaha dan kerja keras serta keyakinan yang kuat. Dan bukan berarti dengan keterbelakangan seperti ini dapat membuat seseorang hidup sendiri tetapi masih ada yang ingin berteman dengannya.

Selain itu banyak lagi pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini bahwa hidup apa adanya menjadi diri sendiri walaupun berkekurangan lebih baik dari pada hidup dengan berbagai kelebihan akan tetapi merubah diri menjadi orang lain dan sesuatu yang didapat dengan cara instant tidak akan mendapatkan hasil yang sempurna dan kekal. Inilah fiksi fantasi yang sanggup menguras emosi pembacanya dan jelas ditujukan hanya untuk pembaca yang menggemari novel serius. Buku ini sangat menarik dan juga sangat disarankan bagi mereka yang membutuhkan motivasi dalam kehidupannya untuk membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar