RESENSI NOVEL
Nama:
Jean Veronika Allo Bunga’
Kelas:
Xi Ipa 5
Judul : Charlie Si Jenius Dungu
Penulis : Daniel Keyes
Penerbit : UFUK
Tahun
terbit : Maret 2009 (cetakan ke 4 tahun
2010)
Penerjemah : Isma B. Koesalamwardi
Tebal
buku : 457 halaman
Novel ini diterjemahkan dari Flowers for
Algernon yang bercerita tentang perjalanan hidup seorang pria bernama Charlie
yang terlahir dengan IQ 68 . IQ yang dibawah 100 membuat ia tidak dapat
mengerti tentang sesuatu hal yang dilakukannya atau segala hal yang berada
dilingkungan sekitarnya. Tingkah lakunya cenderung bersikap seperti anak – anak
yang belum mengerti apa – apa walaupun usianya sudah 32 tahun. Ia mendapat
perlakuan tidak adil dari orang tuanya yang merasa malu karena mempunyai anak
seperti Charlie selain itu Ia juga harus selalu menjadi bahan olokan orang –
orang atas kebodohannya.
Mendapati kenyataan Charlie bukanlah anak
yang "sempurna", itu menjadi sebuah aib di kehidupannya keluarganya.
Karena, takut anak keduanya tertular "penyakit" yang sama dengan
Charlie maka, Charlie dibuang untuk selama - lamanya. Ia di asuh oleh seorang
yang mempunyai toko roti bernama Paman Doner dan memperkerjakannya disana
sebagai seorang penyapu lantai. Kenangan - kenangan terakhir bersama ibunya
selalu membuat Charlie berusaha sangat keras untuk menjadi anak yang pandai
seperti harapan ibunya. Namun penderitaan yang di alami Charlie tidak semata –
mata membuat ia putus asa, hingga akhirnya ia berusaha bagaimana caranya agar
menjadi pandai seperti layaknya orang – orang normal lainnya. "Aku ingin
menjadi pandai Miss Kinnian, aku ingin Ibu bangga padaku" aku Charlie
kepada guru sekolah keterbelakangan mental untuk orang dewasa di Universitas
Beekman .
Hingga pada suatu hari, seorang dokter dan
proffesor yang pernah melakukan percobaan mengoperasi seekor tikus hingga
menjadi tikus yang jenius menawarkan Charlie untuk melakukan operasi serupa
hingga Ia bisa menjadi jenius seperti tikus yang diberi nama Algernoon. Tidak
perlu ditebak lagi, seluruh keluarganya setuju dengan ide tersebut. Akhirnya
operasi pun berjalan lancar dan dengan keseriusan dan kerja kerasnya
mempelajari segala hal, Charlie pun berubah dari Charlie si dungu menjadi
Charli si jenius. Namun kejeniusan yang dimilikinya tidak kelak membuat Ia
disukai oleh banyak orang seperti yang Ia harapkan selama ini yaitu
diperlakukan layaknya manusia normal dan disenangi oleh banyak orang. Ia
kehilangan pekerjaannya di toko roti dan teman-temannya. Hingga akhirnya
kejeniusan yang dimilikinya perlahan menghilang dan Charlie pun kembali menjadi
Charlie yang dahulu sebelum dioperasi yaitu Charlie si pria dungu yang baik dan
polos. Dengan kembalinya Charlie seperti yang dulu, ia pun sadar jika lebih
baik menjadi Charlie apa adanya dimana hidupnya terasa tenang serta dapat
kembali bekerja dan berkumpul dengan teman – temanya.
Daniel Keyes adalah seorang pengarang novel
berkebangsaan Amerika yang sangat terkenal. Ia lahir di New York dan bergabung
dengan Angkatan Laut Amerika di usia 17 tahun. Setelah meninggalkan Angkatan
Laut, ia meneruskan studinya di City College of New York (CUNY) di mana dia
menerima S1 di bidang psikologi. Ia kemudian bekerja sebagai editor bagian
fiksi, namun tak lama kemudian ia meninggalkan bidang ini dan beralih ke
fotografi fashion. Ia kemudian mendapatkan sertifikasi untuk mengajar bahasa
Inggris di sekolah-sekolah di New York. Sambil mengajar, ia meneruskan
sekolahnya di CUNY untuk mendapatkan S2 dalam bahasa Inggris dan Sastra
America. Setelah lulus S2, ia mengajar di Wayne State University di bidang
menulis kreatif. Ia bergabung kemudian bergabung di Ohio University dan
mendapatkan status sebagai Professor Emeritus. Buku karya Daniel Keyes seorang
penulis Bestseller The Minds of Billy Miligan ini terjual lebih dari 5 juta
kopi dan meraih HUGO AWARD dan NEBULA AWARD.
Novel ini ditulis dalam bentuk catatan
harian atau laporan kemajuan Charli. Buku ini diawal – awal cerita terdapat
banyak kata – kata dengan penulisan yang salah, ini merupakan tulisan dari
Charlie yang awalnya tidak mampu menuliskan kata – kata dengan benar sehingga
kita butuh ketelitian untuk mengerti saat membacanya. Dalam novel ini
memberikan motivasi yang baik bagi orang – orang diluar sana yang mengalami
nasib serupa seperti Charlie yang dapat menjadi pandai berkat usaha dan kerja
keras serta keyakinan yang kuat. Dan bukan berarti dengan keterbelakangan
seperti ini dapat membuat seseorang hidup sendiri tetapi masih ada yang ingin
berteman dengannya.
Selain itu banyak lagi pelajaran yang dapat
kita petik dari cerita ini bahwa hidup apa adanya menjadi diri sendiri walaupun
berkekurangan lebih baik dari pada hidup dengan berbagai kelebihan akan tetapi
merubah diri menjadi orang lain dan sesuatu yang didapat dengan cara instant
tidak akan mendapatkan hasil yang sempurna dan kekal. Inilah fiksi fantasi yang
sanggup menguras emosi pembacanya dan jelas ditujukan hanya untuk pembaca yang
menggemari novel serius. Buku ini sangat menarik dan juga sangat disarankan
bagi mereka yang membutuhkan motivasi dalam kehidupannya untuk membacanya.